November 20, 2025

Bukan Sekadar "Halalin Dia": Mengapa Islam Menganjurkan Kita Segera Menikah?


Bagi sebagian orang, pertanyaan "Kapan nikah?" mungkin terdengar seperti teror mental, apalagi kalau datangnya dari tante-tante di acara kumpul keluarga. Padahal, Islam tidak menganjurkan pernikahan untuk membuatmu tertekan, melainkan untuk memberikan solusi atas kebutuhan fitrah manusia.

Seringkali kita menunda karena alasan "belum mapan", "belum siap mental", atau "belum puas main". Padahal, dalam kacamata Islam, menyegerakan menikah (bukan terburu-buru tanpa persiapan, ya!) memiliki hikmah yang luar biasa.

Berikut adalah alasan santai namun mendalam mengapa Islam sangat menganjurkan para lajang untuk segera menggenapkan separuh agamanya:

1. Menjaga "Mata" dan "Hati" (Apalagi di Era Sosmed)

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada para pemuda, "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan." (HR. Bukhari & Muslim).

Di era di mana scrolling Instagram atau TikTok bisa memunculkan berbagai fitnah visual, menjaga pandangan itu susah-susah gampang. Menikah adalah "benteng" syar'i. Dengan memiliki pasangan yang halal, kebutuhan biologis dan emosional tersalurkan dengan cara yang diridhai Allah, sehingga hati lebih tenang dan tidak mudah "melirik" yang tidak halal.

2. Matematika Rezeki Allah itu Unik

Ini adalah ketakutan terbesar para jomblo: Takut miskin.

Logika manusia bilang: "Gaji pas-pasan buat sendiri aja ngepas, gimana kalau berdua?" Tapi, janji Allah di Surat An-Nur ayat 32 itu jelas: "Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya."

Banyak pasangan yang membuktikan "keajaiban" ini. Rezeki setelah menikah itu seringkali datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ada konsep keberkahan di sana. Semangat mencari nafkah buat anak-istri (atau suami) itu beda energinya dengan mencari nafkah buat diri sendiri. Allah 'menitipkan' rezeki pasangan dan anak melalui pintu rumah tangga yang dibangun.

3. Menemukan "Tempat Pulang" (Sakinah)

Tujuan menikah dalam Islam bukan cuma punya anak, tapi mencari ketenangan (Sakinah).

Dunia ini tempatnya capek. Kerja capek, macet capek, drama kehidupan juga capek. Islam menganjurkan menikah agar kamu punya tempat sandaran. Ada bahu untuk bersandar, ada telinga untuk mendengar, dan ada doa yang tulus dari orang terdekat. Perasaan tentram ini sulit didapatkan kalau kita masih sendirian menghadapi dunia.

4. Ibadah Terpanjang Seumur Hidup

Menikah itu unik. Senyum ke pasangan jadi pahala, sabar menghadapi ngomelnya pasangan jadi pahala, bahkan suapan makanan pun jadi sedekah.

Dengan menikah, kamu sedang menjalankan ibadah dengan durasi paling panjang—seumur hidup. Bayangkan berapa banyak "tabungan" pahala yang bisa kamu kumpulkan setiap harinya hanya dengan berinteraksi baik dengan pasanganmu. Itulah kenapa disebut "menyempurnakan separuh agama".

Kesimpulan: Siapkan, Jangan Cuma Dipikirkan

Menyegerakan menikah bukan berarti nekat nikah besok tanpa persiapan. "Segera" di sini artinya meluruskan niat dan memulai ikhtiar nyata. Jika sudah ada calon yang baik agamanya dan ada kemampuan (fisik & mental), jangan ditunda hanya karena ingin pesta mewah atau menunggu tabungan menyentuh angka miliaran.

Percayalah, menikah itu membuka pintu-pintu kebaikan yang tadinya terkunci rapat saat kamu masih sendiri.

Bagikan Artikel ini: